Puasa Arafah dan Tarwiyah, Dua Puasa Sebelum Idul Adha, Ini Niat, Keutamaan, dan Waktunya



Sebelum hari raya Idul Adha, ada dua puasa sunah yang sebaiknya dilaksanakan umat Muslim. Hari raya Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Dua puasa yang dilakukan sebelum Idul Adha adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan setiap tanggal 8 Dzulhijjah sementara puasa Arafah ditunaikan tanggal 9 Dzulhijjah.

Pemerintah Tetapkan Iduladha Tanggal 22 Agustus 2018

Dari Hasil sidang isbat Kementerian Agama awal Dzulhijjah 1439 Hijriah, ditetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 22 Agustus 2018.

Penetapan ini telah disampaikan Kementerian Agama (Kemenag) di Kantor Kemenag di Jakarta, Sabtu (11/8/2018) lalu.

Inilah 7 Kebiasaan yang Memicu Kerusakan Ginjal

Indonesia Jadi Saksi Dua Negara Semenanjung Korea yang Bersatu Setelah Bertikai Sejak 1950

Seorang Pria Tolak Lamaran Wanita karena Berjalan di Jembatan Kaca

Seperti dilansir dari Kompas.com, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin selaku pimpinan sidang, mengatakan, laporan dari 92 titik pengamatan hilal di seluruh Indonesia bahwa hilal masih di bawah ufuk atau minus satu derajat 43 menit.

“Dari pelaku rukyatul hilal di 33 provinsi minus NTB, dilaporkan sampai dengan sidang isbat ini berlangsung dari 29 titik tidak satupun menyaksikan hilal,” kata Amin.

Maka diputuskan, bulan Dzulkaidah 1439 Hijriah disempurnakan dengan cara istikmal atau digenapkan menjadi 30 hari.
Maka, Sabtu (11/8/2018) malam merupakan tanggal 30 Dzulkaidah.
“Dengan demikian, 1 Dzulhijjah 1439 H jatuh pada Senin, 13 Agustus dan 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Rabu, 22 Agustus 2018,” kata dia.
Lantas apa keutamaan dua puasa yang dilaksanakan sebelum Idul Adha?

Keutamaan dan Niat Puasa Tarwiyah
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, KH Basyaruddin Maisir mengungkapkan, bulan Dzulhijjah termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Karena pada bulan tersebut, umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji, tengah menjalani puncak ibadah haji.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah atau disebut juga hari Tarwiyah, jemaah haji sedang melakukan persiapan menuju padang Arafah.

Sementara pada tanggal 9 Dzulhijjah, semua jemaah haji tengah berkumpul di padang Arafah.

“Dua hari tersebut merupakan puncak ibadah haji. Orang yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak disunahkan berpuasa.

Tetapi, umat muslim yang tidak berhaji disunahkan untuk menjalankan puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah, dan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah,” papar KH Basyaruddin Maisir, Sabtu (11/8/2018).

Hukum puasa Tarwiyah dan puasa Arafah adalah sunah muakad, atau sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Pengadilan Turki Menolak Pembebasan Pendeta AS, Trump: Sembrono

Dilarang Nonton Pembukaan Asian Games di Layar, Pengisi Acara Sempat Cek-cok dengan Staf di GBK

Warga Marah Gulingkan sebuah Dump Truck yang Tabrak Dua Bocah Pengendara Motor

KH Basyaruddin Maisir mengatakan, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, orang yang melaksanakan puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah atau Tarwiyah, Allah SWT akan memberikan pahala, yang kita tidak mengetahuinya, kecuali Allah SWT.

“Pahalanya Allah SWT yang akan membalas, dan itu rahasia Allah SWT,” kata KH Basyaruddin Maisir.

Niat puasa Tarwiyah sebagai berikut.

“Nawaitu shauma ghadin min yaumi tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya, “Sengaja saya berpuasa esok hari, yaitu puasa Tarwiyah sunah karena Allah Taala.”

Keutamaan dan Niat Puasa Arafah

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Muhammad Mukri mengungkapkan, puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah, atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Dinamakan puasa Arafah, lanjut Mukri, karena pada tanggal tersebut, umat muslim yang tengah menunaikan ibadah haji, sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

“Wukuf itu berdiam diri. Jadi, jemaah haji sedang berdiam diri di Arafah. Umat muslim yang tidak berhaji, dianjurkan berpuasa,” terang Mukri, Jumat (3/8/2018).

Mukri menjelaskan, puasa Arafah hukumnya dalam Islam adalah sunah muakad.

“Artinya, sangat dianjurkan. Bagi kaum muslimin yang tidak menunaikan ibadah haji, sangat dianjurkan melaksanakan puasa Arafah,” ungkap Mukri.

Keutamaan puasa Arafah telah dijelaskan dalam hadis.

Mukri mengungkapkan, menurut sebuah hadis, puasa Arafah mampu menghapuskan dosa.

Presiden Jokowi Naik Motor ke Pembukaan Asian Games, Kaesang Pangarep Ngaku Jadi Stuntman

Cegah Hal yang Tak di Inginkan saat Opening Ceremony, Ratusan CCTV Dipasang

Kapten Tim Pelajar Indonesia Rizki Arohman Terpilih Jadi Pemain Terbaik di Gothia Cup China 2018

Penghapusan dosa bagi orang yang melakukan puasa Arafah, berlaku untuk satu tahun yang telah berlalu, dan satu tahun pada masa yang akan datang.

“Pahalanya (puasa Arafah), menurut sebuah hadis, bisa menghapuskan dosa satu tahun sesudah, dan menghapus dosa satu tahun yang akan datang,” papar Mukri.

“Seandainya umat muslim tahu betapa besarnya pahala dari puasa Arafah, saya yakin masyarakat akan melaksanakan puasa tersebut,” tambah Mukri.

Niat puasa Arafah sebagai berikut.

“Nawaitu shauma ghadin min yaumi arafata sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya, “Sengaja saya berpuasa esok hari, yaitu puasa Arafah sunah karena Allah Taala.”

Berikut, video niat puasa Tarwiyah dan niat puasa Arafah serta keutamaan dua puasa sunah tersebut, berdasarkan penjelasan Sekretaris MUI Lampung, KH Basyaruddin Maisir.

Dua puasa sunah sebelum Hari Raya Iduladha tersebut, sangat dianjurkan dilakukan bagi kaum muslimin, yang tidak melaksanakan ibadah haji. (okta kusuma jatha)

close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==