Sniper Israel Tak Pernah Salah Sasaran, Inikah Alasan Razan Najjar Ditembak? Fakta Baru Terungkap,


Kematian Razan Najjar telah membuat dunia berduka.

Najjar adalah seorang perempuan Palestina yang bertugas sebagai relawan medis yang membantu konflik di Palestina dan Israel.

Gadis cantik ini tewas tertembak ketika sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.

Kematiannya membawa duka yang mendalam bagi dunia, khususnya masyarakat Palestina.

Ribuan orang juga turun tumpah ruah di jalanan untuk mengantarkan jenazah Razan Najjar pada Sabtu (2/5/2018).

Kematiannya bermula ketika ia sedang berada di tengah tugas.

Kala itu, ribuan warga Palestina mengambil bagian dengan membuat kerusuhan di sepanjang pagar keamanan, membakar ban, dan melemparkan batu.

Inilah adegan dimana Najjar berlari dengan mantel putihnya untuk menolong seorang pria tua yang telah dipukuli di bagian kepala.

Saat peristiwa penembakan terjadi, Najjar berada 100 meter dari pagar dan sedang membalut pria yang terkena tabung gas air mata.

Kemudian pria itu dibawa dengan menggunakan ambulans.

Tiba-tiba saja suara tembakan terdengar dan Najjar jatuh ke tanah.

Najjar tiba di rumah sakit dengan kondisi yang sangat serius.

Dia meninggal dunia di ruang operasi.

Pengakuan keluarga

Ayah dan ibu Najjar membawa seragam medis berlumuran darah yang dia kenakan saat tertembak.

“Dia sering pulang dengan pakaian putih yang berubah jadi merah. Itu darah para korban yang dia tolong hari itu. Tapi merah kali ini adalah darahnya sendiri,” kata Ashraf, ayah Najjar.

Sementara itu, dilansir dari Middleeasteye, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.

“Mereka (pasukan Israel) tahun Najjar. Mereka tahu dia adalah paramedis yang bertugas sejak 30 Maret.”

“Peluru itu bukan peluru acak. Israel memang menargetkan Najjar dan itu peluru ledak langsung ditembak ke dadanya, itu ulah para penembak jitu Israel,” ujar Sabreen.

Fakta baru terungkap

Pengakuan tak terduga dicuitkan oleh akun resmi Twitter pasukan militer Israel @IDFSpokesperson pada tanggal 31 Maret 2018 (yang sekarang telah dihapus).

Pasukan militer itu mengungkapkan tak pernah meluncurkan peluru acak tanpa kontrol.

Mereka selalu tahu target mereka, dan tahu di mana peluru itu akan bersarang.

Berdasarkan kesaksian dan penuturan keluarga, sebelumnya Najjar mungkin telah membuat geram pasukan Israel.

Dua minggu sebelum kematian Najjar, seorang petugas medis yang bernama Mousa Abu Hassanein juga ditembak mati oleh militer Israel.

Kematian Mousa ini menyisakan duka yang mendalam dan kemarahan dari para sukarelawan medis di jalur Gaza, termasuk juga sosok Najjar.

Namun Najjar bukan tipe orang yang hanya diam, dia justru melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.

Ini salah satu sikap yang menarik perhatian Israel pada dirinya.

Dalam wawancara tersebut, Najjar berkata, “Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, termasuk paramedis dan wartawan yang menjadi sasaran. Padahal seharusnya mereka dilindungi,”

“Saya ingin seluruh dunia melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami yang hanya paramedis ini? Kami bahkan tidak melawan, tidak menyerang dan tidak melakukan apapun yang membahayakan. Kami hanya menyelamatkan orang yang terluka, mencoba menyembuhkan luka mereka,”

“Jadi, tolong jawab kenapa mereka menargetkan kita juga?”

Keluarga dan rekan-rekan Najjar menduga bahwa ini merupakan salah satu alasan kuat kenapa snipper Israel menargetkan Najjar.

Sumber: intisari.grid.id

Editor: Pambayun Purbandini

close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==